Blogroll

Jumat, 31 Juli 2009

Shillouette Wajah di Tembok Dekat Rak Buku

kau..
pernah...
ada disini...
di dalam ruangan....
3 X 3 Meter yang pengap..
bercat biru tua dengan penerangan seadanya...
silhoutte wajahmu membekas di tembok dekat rak buku..

sekarang...
kau ada di sini...
dalam kenangan yang menyebalkan...
begitu keras kepalanya bayangmu mendiami memori...
enggan enyah walau telah berjuta kali kuhalau membuatku galau...
hati yang demikian sempit tak cukup menyimpan jejak-jejak tawamu..
bau parfum murahanmu tetap nempel alat penciuman
bahkan desah nafasmu masih dapat kuhafal satu per satu
724 kali kau hela nafas 723 kali kau hembuskan kala kau duduk meneliti rak buku

kau...
pernah...
ada di sini....
tapi sekarang...
aku tak dapat....
melacak jejakmu...
kau jauh....jauh di sana...
terselip di lipatan hati laki-laki yang tak terdeteksi
tak terjejaki, tak terbaui
hanya dapat kupandangi shiloutte wajahmu di tembok dekat rak buku
telah terlukis dalam imaji
takkan hapus...
karena kulukis dengan darah perawanmu
meskipun pada akhirnya
kita saling menyakiti
tapi tak mengapa
toh kita telah berbagi
berbagi luka yang kita bungkus dengan canda remaja

Kini...
tubuh mulai merenta...
kita pernah berbagi luka
di ruang tiga kali tiga
kulukai dinding kegadisanmu
dan kau goreskan luka di hatiku dengan kuku-kuku tajam angkuhmu
dan kita saling menertawai
puas atas luka yang kita tinggalkan pada diri kita masing-masing
kita tak tahu cara mencintai
kita hanya tahu cara mengolok-olok luka
sungguh kita adalah pencela luka terhebat didunia

ah....
kau akan kukenang abadi
kulukis wajahmu di dinding tempat dulu shilloutte wajahmu jatuh
di sana kudirikan altar pemujaan
dan kubakar dupa aroma jasmine kesukaanmu
tiga kali sehari
seperti makan obat
kau kusembah sedemikian rupa
padahal takkan hapus luka yang kucipta di dinding kegadisanmu
meskipun aku menyembahmu serupa berhala
tapi terus kulakukan demi mengingatkan jiwaku bahwa aku pernah berbuat kesalahan

0 komentar:

Posting Komentar