kita terlalu sabar
selalu diam ketika dikhianati
dan, mereka semakin liar menari
di atas genangan darah anak negeri
melawan kepal tangan dengan senapan
melawan spanduk dengan peluru tajam
hiraukah?
ketika kekayaan negeri diperkosa, dan
dinikmati rakyat negeri raksasa nun jauh di sana?
ini bukan sajak mendayu
sebab sejak lama petani menanam di petak-petak harap yang sekarat
ini bukan sajak romantis
sebab sejak lama kita berpeluh dan berupah serapah
sejenak,
lupakan sketsa estetika kata, dan
standar baku sajak gaya penguasa
gunakan darah dan air mata sebagai tinta.
0 komentar:
Posting Komentar